Menu-desa

Menu-Menu Desa

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Kantor Desa Damarraja

Inilah Wajah dari kantor desa kami, dimana kebijakan dan pusat pemerintahan desa, berawal disini

Foto bersama Para Pejabat Desa Damarraja

Pa Kades beserta Ibu foto bersama dengan para kaur desa, setelah Pelantikan

Upacara Adat Pelantikan Kepala Desa

Kepala desa yang baru resmi dilantik dengan upacara adat sunda yang sakral oleh bupati Sukabumi

Anak Warga desa Damarraja sedang melakukan atraksi Tari Penyambutan

Nampak piawai, anak desa damarraja sedang memperagakan darian khas darah sunda

Pantai Pelabuhan Ratu

Pemandangan yang menakjubkan, Air pantai pelabukan ratu yang masih jernih, Terlihat hamparan karang yang menghiasi bibir pantai pelabuhan ratu, sungguh menyejukan pandangan mata

Kamis

Mengenal desa kami


Mengenal desa kami


Desa Damar raja merupakan salah satu desa di Kabupaten Sukabumi. Desa Damar raja terletak di Koordinat Geografi: 6° 59' 28" SELATAN, 106° 42' 56" TIMUR Koordinat Lokasi: Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia. sekitar kurang lebih 30 kilometer dari Pusat kota Sukabumi atau sekitar kurang lebih 30 kilometer dari pusat kabupaten yang bertempat di Pelabuhan Ratu dan termasuk dalam desa pemekaran wilayah Baru yang sedang berkembang dan tercatat masih termasuk sebagai desa tertinggal. .

Untuk mengunjungi desa Damar Raja kita harus melalui perjalanan kurang lebih 3 jam dari pusat kota sukabumi ke arah pantai pelabuhan ratu. Tepatnya berada di Jln Pelabuhan Ratu kilometer 30 kec.Warungkiara Kab. Sukabumi. Untuk memasuki Desa damarraja kita bisa masuk melalui pintu masuk gerbang pabrik PTPN XIII Cibungur Ubrug, sebuah tempat pengolahan hasil alam berupa karet alam hasil pengepul karet di desa kami. Desa kami tertutupi oleh perkebunan karet yang luas, sehingga untuk menuju kesana otomatis kita harus melewati terlebih dahulu hutan karet kuang lebih waktu yang di butuhkan untuk menempuh perjalanan ke pusat desa sekitar setengah jam menggunakan kendaraan bermotor baik mobil ataupun sepedah motor.

Awal perjalanan untuk menuju desa kami, Anda akan di kesankan oleh deretan pepohonan karet rimbun yang tersusun rapi, dan lika-liku jalan serta kasarnya permukaan jalan yang hanya di lapisi bebatuan saja (belum teraspal) maklum belum tersentuh pembangunan, kurang lebih setengah jam anda akan berada di area perkebunan karet, tetapi jangan kuatir daerah kami merupakan daerah yang aman untuk berlalu lalang karena selain daerah kami hutan, tetapi banyak sekali masyarakat ataupun petugas perkebunan yang beraktivitas di perkebunan karet tersebut untuk mengepulkan getah karet, bahkan anda
bisa sesekali melihat proses pengepulan karet hingga menjadi bahan mentah (getah latek) yang nantinya akan dijadikan berbagai produk. Semisal karet sintetis, ban, jaket, dll yang sebelumnya di kumpulkan di sebuah tempat / terminal sementara ( TPH ) yang nantinya akan di angkut oleh petugas perkebunan ke tempat pengolahan yang telah kita lewati sewaktu awal kita memasuki daerah ini, selain itu biasanya warga pendatang akan terkesan oleh sesuatu yang unik yang banyak di temukan di di sekitar area perkebunan tersebut, karena daerah kami sedikit lembab, akan banyak sekali ditemukan jamur – jamur hutan yang tumbuh di antara pohon dan semak-semak.

POLA PERKAMPUNGAN

Setibanya anda memasuki perkampungan di desa kami terlihatlah senyuman dan sambutan hangat para warga desa dengan kehidupan mereka yang sederhana dan Pola hidup perkampungan di desa Damarraja yang bersifat menetap, dalam arti bahwa suatu desa cenderung tidak berkurang penduduknya atau lenyap ditinggalkan akibat ladang-ladang yang makin jauh. Desa ini merupakan pusat aktifitas sosial dari para penduduknya. Aspek lain dari pola desa di Damarraja ialah bahwa rumah-rumah di desa kami ada yang masih teradisional seperti rumah panggung yang terbuat dari anyaman bambu, bentuk atap, di antaranya jolopong yang memiliki dua bidang atap berbentuk sama, Jenis lainya adalah Tagog Anjing yaitu atap yang apa bila dilihat dari samping tampak seperti Anjing. Jenis lainya lagi adalah badak heuay yaitu atap yang bentuknya seperti badak menguap. Dan atap Parahu Kumureb yaitu atap yang berbentuk trapesium. Jenis ini paling banyak dipakai oleh masyarakat desa damarraja. tapi lambat laun perkembangan desa semakin pesat mengikuti era moderenisasi tak sedikit rumah masyarakat-masyarakat kami sudah semakin permanen berdindingkan tembok , kramik / marmer dan mengikuti arsitektur-arsitektur moderen dan pola hidup yang semakin berkembang.

SARANA TRANSPORTASI
Sarana transportasi darat di dalam menunjang ekonomi rakyat untuk memasarkan berbagai komoditi hasil pertanian paling banyak bersandar pada mobil Truk atau v-kap serta sepedah motor yang di modifikasi menggunakan grobak dll. Dalam hal menunjang komunikasi antar desa dengan desa-desa di sekitarnya ditentukan juga oleh kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil tetapi hanya terbatas.


Photobucket

Kabupaten Daerah tingkat II Sukabumi terletak antara 106º49¿ samapi 107º Bujur Timur 60º57¿ - 70º25¿ Lintang selatan dgn batas wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah Utara dengan Kab. Bogor, sebelah Selatan dgn samudera Indonesia, sebelah Barat dgn Kab. Lebak, disebelah timur dgn Kab. Cianjur.

Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang Selatan dengan batas wilayah administratif sebagai berikut : disebelah Utara dengan Kabupaten Bogor, disebelah Selatan dengan Samudera Indonesia, disebelah Barat dengan Kabupaten Lebak, disebelah Timur dengan Kabupaten Cianjur. Batas wilayah tersebut 40 % berbatasan dengan lautan dan 60% merupakan daratan.Wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki areal yang cukup luas yaitu ± 419.970 ha. Pada Tahun 1993 Tata Guna Tanah di wilayah ini, adalah sebagai berikut : Pekarangan/perkampungan 18.814 Ha (4,48 %), sawah 62.083 Ha (14,78 %), Tegalan 103.443 Ha (24,63 %), perkebunan 95.378 Ha (22, 71%) , Danau/Kolam 1. 486 Ha (0, 35 %) , Hutan 135. 004 Ha (32,15 %), dan penggunaan lainnya 3.762 Ha (0,90 %).

Kondisi wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai potensi wilayah lahan kering yang luas, saat ini sebagaian besar merupakan wilayah perkebunan, tegalan dan hutan. Kabupaten Sukabumi mempunyai iklim tropik dengan tipe iklim Bi (Oldeman) dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.805 mm dan hari hujan 144 hari. Suhu udara berkisar antara 20 - 30 derjat C dengan kelembaban udara 85 - 89 persen. Curah hujan antara 3.000 - 4.000 mm/tahun terdapat di daerah utara, sedangkan curah hujan ant4ra 2.000 - 3.000 mm/tahun terdapat dibagian tengah sampai selatan Kabupaten Sukabumi.

Wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai bentuk lahan yang bervariasi dari datar sampai gunung adalah : datar (lereng 0-2%) sekitar 9,4 %; berombak sampai bergelombang (lereng 2-15%) sekitar 22% ; bergelombang sampai berbukit (lereng 15 - 40%) sekitar 42,7%; dan berbukit sampai bergunung (lereng > 40 %) sekitar 25,9 %. Ketinggian dari permukaan laut Wilayah Kabupaten Sukabumi bervariasi antara 0 - 2.958 m. Daerah datar umumnya terdapat pada daerah pantai dan daerah kaki gunung yang sebagian besar merupakan daerah pesawahan. Sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian berkisar antara 300 - 1.000 m dari permukaan laut.

Jenis tanah yang tersebar di Kabupaten Sukabumi sebagian besar didominasi oleh tanah Latosal dan Podsolik yang terutama tersebar pada wilayah bagian selatan dengan tingkat kesuburan yang rendah. Sedangkan jenis tanah Andosol dan Regosol umumnya terdapat di daerah pegunungan terutama daerah Gunung Salak dan Gununggede, dan pada daerah pantai dan tanah Aluvial umumnya terdapat di daerah lembah dan daerah sungai. Kabupaten Sukabumi mempunyai penduduk 1.848,282 jiwa dengan kepadatan penduduk 466 jiwa km2 per tahun pada tahun 1993. Kepadatari penduduk menurut kecamatan cukup berpariasi. Kepadatana penduduk terendah terdapat di Kecamatan Ciemas (183 jiwa per km2) dan tertinggi di Kecamatan Sukabumi (2.447 jiwa per km). Pemukiman padat penduduk umumnya terdapat di pusat-pusat kecamatan yang berkarakteristik perkotaan dan disepanjang jalan raya. Persentase penduduk perkotaan meningkat dari,14,13 % pada tahun 1980 menjadi 18,06 % pada tahun 1993.

Penduduk Kabupaten Sukabtimi yang berusia 10 tahun keatas pada tahun 1992 (Hasil Susenas) berjumlah 1.462.463 jiwa dan diantaranya 1.216.877 jiwa beruasia 15 - 64 tahun. Angka partisipasi Angkatan Kerja secara keseluruhan mengalami peningkatan. Pada tahun 1992 di Kabupaten Sukabumi terdapat 734.550 orang yang tergolong angkatan kerja yang teridiri dari 510.601 orang laki-laki dan 186.435 orang perempuan.

Suatu kondisi penting yang sedang terjadi sehubungan dengan ketenagakerjaan adalah pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian telah menurun menjadi 55,6 % pada tahun 1990.

Etos kerja dan budaya kemandirian tampak sedang terus berkembang. Masyarakat Kabupaten Daerah Tingakat II Sukabumi juga kaya dengan budaya seni. Hal lain yang penting adalah tumbuh berkembangnya kelembagaan modern baik dalam arti lembaga maupun "norma-norma" semakin memungkinkan penduduk Kabupaten Sukabumi berintegrasi dengan masyarakat nasional.

Kerukunan hidup penduduk Kabupaten Sukabumi, dinamika yang dimilikinya, kekayaan budaya dan budaya kemandirian yang berkembang serta kemajuan sosial kelembagaan yang telah dicapai hingga dalam Pelita V merupakan potensi besar untuk pelaksanaan pembangunan selanjutnya.
Dilihat dari administrasi pemerintahan, Kabupaten Sukabumi terdiri atas 7 Wilayah Pembantu Bupati yang meliputi 31 kecamatan, meliputi 353 desa dan 3 kelurahan, dengan perincian sebagai berikut : Pembantu Bupati Wilayah I Sukabumi, 6 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah II Cibadak, 4 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah III Cicurug, 6 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah IV Palabuhanratu, 3 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah V Jampangtengah, 3 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah VI Jampangkulon, 5 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah VII Sagaranten, 4 kecamatan.




Himbawan Bagi Warga


Hayu Urang Pilih Pamimpin Urang! anu bisa ngawangun desa ngasejahterakeun rakyat jeng bisa jadi pamimpin nu arif tur bijaksana

pilih wakil rakyat anu tanggungjawab

Tong hilap tanggal 9 afril mangrupa hiji perhelatan akbar nu kudu di sambut tur di lakonan ku urang nu ngarasa masih cinta ka tanah air. tur masih ngaharap menangkeun pamimpin anu berbudi luhur sareng tanggung jawab ka wargana, teu lepat tina janjina jeung pamimpin nu tiasa di panut tina kalakuan tur tingkah pola di na ngayoman masyarakat utamina urang di desa.

Pilih pamimpin, tong ukur ka pincut tina janjina, sareng politik money londre (politik duit). bagi-bagi duit teu sapira. nu ngahasilkeun salah pilih, nu ngajadikeun urang susah salami lima taun. inget ...!

Mudah- mudahan urang tiasa milih pamimpin nu tiasa ngabangun desa,
jalnakeun demokrasi nu sehat, tong kapancing kampanye-kampanye kotor,





Pemberdayaan Masyarakat Desa

Apa itu PPK ?

Program Pengembangan Kecamatan (PPK) merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan, memperkuat institusi lokal, dan meningkatkan kinerja pemerintah daerah. PPK telah dimulai sejak Indonesia mengalami krisis multidimensi dan perubahan politik pada 1998. Melihat keberhasilannya, saat ini pemerintah mengadopsi mekanisme dan skema PPK dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

Pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat terbesar di Indonesia ini (terbesar karena cakupan wilayah, serapan dana, kegiatan yang dihasilkan dan jumlah pemanfaatnya), berada dibawah binaan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Ditjen PMD), Departemen Dalam Negeri (Depdagri). Pembiayaan program berasal dari alokasi APBN, APBD, dana hibah lembaga/ negara pemberi bantuan, serta pinjaman dari Bank Dunia.

PPK menyediakan dana bantuan secara langsung bagi masyarakat (BLM) sekitar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar per kecamatan, tergantung dari jumlah penduduk. PPK memusatkan kegiatannya pada masyarakat perdesaan Indonesia yang paling miskin. Masyarakat desa kemudian bersama-sama terlibat dalam proses perencanaan partisipatif dan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber dana tersebut. Hal itu dilakukan atas dasar kebutuhan pembangunan dan prioritas yang ditentukan bersama dalam sejumlah forum musyawarah.

Untuk wilayah paska-bencana seperti Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD); Kepulauan Nias, Sumatera Utara; DIY dan Klaten, Jawa Tengah; PPK melaksanakan program khusus rehabilitasi dengan alokasi dana yang lebih tinggi.

Tujuan PPK dicapai dengan meningkatan kapasitas dan kelembagaan masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan desa atau antardesa; pengadaan sarana dan prasarana dasar perdesaan yang bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya masyarakat miskin, paling prioritas dan mendesak; serta kegiatan sosial dan ekonomi sesuai kebutuhan masyarakat.

Fase pertama PPK (PPK I) dimulai pada 1998/1999 sampai 2002, fase kedua (PPK II) dimulai pada 2003 dan berlangsung hingga 2006, sedang fase ketiga (PPK III) telah dimulai pada awal 2006. Melihat keberhasilan pelaksanaan program yang mengusung sistem pembangunan bottom up planning ini, Pemerintah Pusat bertekad untuk melanjutkan upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dalam skala yang lebih luas, salah satunya dengan menggunakan skema PPK. Upaya itu diawali dengan peluncuran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), per 1 September 2006. Program tersebut kemudian dikukuhkan oleh Presiden RI sebagai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di Kota Palu, 30 April 2007.

Apa itu PNPM Mandiri Perdesaan ?

Berangkat dari keberhasilan pelaksanaan PPK, dari PPK I hingga PPK III, yang telah berlangsung sejak 1998-2006, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melanjutkan upaya untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di tanah air dengan menggunakan mekanisme dan skema PPK. Agenda besar ini akan dilaksanakan dalam skala lebih besar (baik cakupan lokasi, waktu pelaksanaan maupun alokasi dananya), yang kemudian dikenal dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

PNPM pertama kali diperkenalkan Pemerintah Indonesia di Jakarta, pada 1 September 2006. Menurut Menko Kesra Aburizal Bakrie, PNPM merupakan perluasan dan penyempurnaan dari program pemberdayaan masyarakat yang telah teruji, seperti PPK. Untuk itu, pemerintah memutuskan PNPM salah satunya akan dijalankan melalui PPK (PNPM-PPK).

Seluruh kecamatan di Indonesia akan memperoleh program PNPM secara bertahap, mulai tahun 2007. Tujuan PNPM seperti tersebut di atas, akan ditempuh dengan cara:

  1. Mengembangkan kapasitas masyarakat, terutama Rumah Tangga Miskin (RTM) dengan penyediaan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi, serta lapangan kerja.
  2. Meningkatkan partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian kegiatan pembangunan.
  3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan lokal dalam memfasilitasi penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

Dalam pelaksanaannya, PNPM-PPK mengalokasikan BLM melalui skema pembiayaan bersama (cost sharing) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda). Besarnya cost sharing disesuaikan dengan kapasitas fiskal masing-masing daerah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 73/ PMK.02/ 2006 per 30 Agustus 2006. Untuk itu, dibutuhkan komitmen dan keseriusan Pemda dan aparat di daerah dalam menjalankannya.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat upaya mengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di perdesaan. Program ini dilakukan untuk lebih mendorong upaya peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan sendiri merupakan penyelarasan nama dari mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah dilaksanakan sejak 1998.

Program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air ini memusatkan kegiatan bagi masyarakat Indonesia paling miskin di perdesaan dengan menyediakan fasilitasi pemberdayaan masyarakat/ kelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan, serta dana Bantuan Langsung untuk Masyarakat (BLM) kepada masyarakat, sebesar Rp1 miliar sampai Rp3 miliar per kecamatan. Sama dengan PPK atau PNPM-PPK, dalam PNPM Mandiri Perdesaan pun, seluruh anggota masyarakat diajak terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan dan pelestariannya.

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen Dalam Negeri, dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana hibah dari sejumlah lembaga pemberi bantuan, dan pinjaman dari Bank Dunia.

POLA Kehidupan PERKAMPUNGAN

Setibanya anda memasuki perkampungan didesa kami terlihatlah senyuman dan sambutan hangat para warga desa dengan kehidupan mereka yang sederhana dan Pola hidup perkampungan di desa Damarraja yang bersifat menetap, dalam arti bahwa suatu desa cenderung tidak berkurang penduduknya atau lenyap ditinggalkan akibat ladang-ladang yang makin jauh. Desa ini merupakan pusat aktifitas sosial dari para penduduknya. Aspek lain dari pola desa di Damarraja ialah bahwa rumah-rumah di desa kami ada yang masih teradisional seperti rumah panggung yang terbuat dari anyaman bambu, bentuk atap, di antaranya jolopong yang memiliki dua bidang atap berbentuk sama, Jenis lainya adalah Tagog Anjing yaitu atap yang apa bila dilihat dari samping tampak seperti Anjing. Jenis lainya lagi adalah badak heuay yaitu atap yang bentuknya seperti badak menguap. Dan atap Parahu Kumureb yaitu atap yang berbentuk trapesium. Jenis ini paling banyak dipakai oleh masyarakat desa damarraja. tapi lambat laun perkembangan desa semakin pesat mengikuti era moderenisasi tak sedikit rumah masyarakat-masyarakat kami sudah semakin permanen berdindingkan tembok , kramik / marmer dan mengikuti arsitektur-arsitektur moderen


SARANA TRANSPORTASI
Sarana transportasi darat di dalam menunjang ekonomi rakyat untuk memasarkan berbagai komoditi hasil pertanian paling banyak bersandar pada mobil Truk atau v-kap serta sepedah motor yang di modifikasi menggunakan grobak dll. Dalam hal menunjang komunikasi antar desa dengan desa-desa di sekitarnya ditentukan juga olah bendi, disamping kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil tetapi hanya terbatas.

MATA PENCAHARIAN
Kebanyakan masyarakat di desa damarraja memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Sebagai petani mereka menanam berbagai macam tanaman seperti Padi, jagung, kacang merah, kacang tanah dan tanaman lainnya yang bisa di konsumsi dan bisa dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam hal berternak masyarakat desa damaraja juga banyak memelihara ternak seperti berbagai jenis ayam , itik, kambing, kelinci dll . Dan yang merupakan salah satu ternak unggulan adalah domba dan kambing, Selain sebagai petani dan peternak, ada juga anggota masyarakat yang bermata pencaharian sebagai tukang kayu bangunan (bas) dan sebagian lagi adalah guru dan PNS (tetapi hanya sebagian kecil saja). Untuk tukang kayu bangunan biasanya mereka membuat rumah atau bangunan di dalam ataupun di luar desa. Namun mata pencaharian sebagai tukang kayu bangunan ini hanya merupakan pekerjaan musiman. Dalam hal ini kalau ada pesanan atau proyek yang melibatkan tukang tersebut sambil menunggu panen tiba. adapun pekerjaan lainnya adalah kebiasaan warga desa kami terutama para remaja baik gadis maupun pemudanya biasanya ada yang berkerja mengadu nasib di kota baik sebagai buruh pabrik maupun sebagai pekerja rumahtangga dan pulang setahun selkali terutama sewaktu perayaan-perayaan besar baik keaggaman adat desa.

MAKANAN KHAS DESA
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun dalam rangka acara-acara ritual (pesta), kebun / ladang dan hutan merupakan sumber energi maupun materi untuk berbagai kebutuhan penduduk selain tumbuhan ataupun hewan peliharaan masyarakat. Berbagai jenis makanan (hewan maupun tumbuhan) untuk keperluan sehari-hari guna memenuhi kebutuhan sehari-hari ataupun kebutuhan suatu pesta bersumber pada hutan dan ladang-ladang warga. Jenis-jenis hewan/binatang yang dapat di konsumsi oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari atapun suatu acara resmi selain ayam, kambing, domba, kelinci, ikan, adapula biawak ayam hutan dan kalong tetapi jenis-jenis hewan tersebut sudah semakin langka karena tergerus oleh pembalakan hutan dan peluasan pemukiman. Berbagai jenis tumbuhan liar, baik yang terdapat di hutan maupun di sekitar lingkungan-lingkungan fisik lainnya merupakan bahan makanan yang memenuhi kebutuhan sayur-sayuran, umbi-umbian terutama pangi, paku, jantung pisang, dan rebung umut (pucuk atau batang muda yang diambil dari pohon kelapa atau pohon palm . Selain itu enau juga merupakan sumber nira sebagai minuman khas yang terkenal di sukabumi, dan orang biasa menyebutnya dengan “lahang“. lahang ini pula bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula merah / Gula Aren. Tanaman pohon enau yang menghasilkan saguer ini tumbuh alamiah di hutan maupun di perkebunan milik masyarakat di wilayah Desa damaraja.

Budaya

Pemdes

*
Klik Gambar Untuk Memperbesar

Kepala Desa : Iwan Kurnia
Sekretaris Desa : Ade Sumarna
Kaur pemerintahan : Sepuloh
Kaur Pembangunan : Budi Utomo
Kaur Kemasyarakatan : Aber Subarma
Kaur Umum : Unar Wijaya

Kadus Batulayang : Ujang Sukarya
Kadus Ciawitali : Wahyu Wiiksana
Jadus Cipamarayan : Mumuh Ocip

______________________________-

Batas Wilayah
UTARA : Girijaya Warungkiara
SELATAN : Warungkiara
TIMUR : Sukaharja
BARAT : Boyong Sari ( Bantar Gadung )
Klik Gambar Untuk Memperbesar

Komoditi

Holtikultura
Kabupaten Sukabumi dengan segala potensi yang mendukung seperti di atas ditetapkan sebagai daerah pengembangan pertanian khususnya tanaman hortikultura mempunyai beberapa komoditas unggulan seperti Buah-buahan (Pisang, Mangga, Durian, Manggis, Pepaya, Rambutan) dengan sentral pengembangan tersebar yang terletak pada ketinggian 200 - 600 dpl, untuk komoditas Durian (Cikidang, Warung kiara, Cicurug), Manggis (Cikembar, Cibadak, Cantayan), Rambutan (Warung kiara, Pelabuan ratu, Cikidang).

Komoditas unggulan yang lain yaitu Sayuran (Cabe, Tomat, Kubis, Bawang daun) dan Tanaman hias (Krisan, Hebras, Sedap malam, Suji, Hanjuang) dengan sentral pengembangan di bagian utara sukabumi yang terletak pada ketinggian 600 - 1600 m dpl yaitu Pasir datar, Kadudampit, Selabintana, Goalpara dan Cimangkok.

Komoditi
Padi Sawah
Padi Gogo
Jagung
Ubi Jalar
Ubi Kayu
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Kacang Kedelai
Jumlah
Luas (Ha)
--
-
-
-
-
-

-
Produksi (Ton)
-
-
-
-
-
-
-
-
-

>
BUAH-BUAHAN
Komoditi
Alpukat
Duku Langsat
Durian
Jambu Biji
Mangga
Pepaya
Pisang
Rambutan
Jumlah
Produksi (Ha)
-
-
-
-
-
-
-
_

TANAMAN HIAS
Komoditi
Anggrek
Anthurium
Gladiol
Helicania
Khrisan
Palem
Sedap Malam
Gerbera
Kenanga
Jumlah
Produksi (Tangkai)
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Komoditi
Bawang Daun
Bawang Merah
Buncis
Cabe
Kacang Panjang
Kentang
Ketimun
Sawi
Tomat
Wortel
Jumlah
Luas (Ha)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Produksi (Ton)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
--


Peternakan
Peternakan merupakan salah satu komoditi yang sangat dibanggakan, dilihat dari letak geografis dan iklim memungkinkan untuk beternak disamping komoditi lainnya seperti perkebunan, perikanan, holtikultura. Dari hasil ternak tersebut maka ikut pula mendorong pendapatan Kabupaten Sukabumi.

POPULASI TERNAK
Jenis Ternak
Sapi Perah
Sapi Potong
Kerbau
Kambing
Domba
Produksi (ekor)
--
-
-
-
-


Komoditi Produksi (Ton) Produksi (Liter) Produksi (Lembar)
Daging
Ayam Buras
Ayam Ras/Pedaging
Itik
Sapi
Kerbau
Kambing/Domba
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Telur
Ayam Buras
Ayam Ras/Pedaging
Itik
775.70
6,495.65
534.78
-
-
-
-
-
-
Susu
Susu Sapi - 4,353.783 -
Kulit
Sapi
Kerbau
Kambing
Domba
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Jumlah 24,085.71 4,353.783


Perkebunan
Sebagai daerah yang sejak abad 18 ditetapkan menjadi pusat perkebunan teh dan karet, wajar saja jika sampai sekarang sektor perkebunan masih menjadi andalan pemasukan Pendapatan Daerah, Saat ini ada 66 perkebunan swasta dengan luas36.875 Ha, perkebunan Negara (PTP XI dan XII) seluas 23.683 Ha, dan perkebunan rakyat 36.184 Ha. Potensi lainnya yang tak kalah pentingnya ialah hamparan lahan kering yang mencapai 160.000 Ha. Sejumlah 100.000 Ha merupakan lahan pertanian rakyat yang sebagian besar dimanfaatkan untuk bertanam palawija.

KOMODITI PERKEBUNAN YANG BELUM TERDATA KAPASITAS
PRODUKSINYA
Komoditi
Kemiri
Kapok
Pinang
Pandan
Jahe
Kapolaga
Lada
kencur
Jumlah
Luas (Ha)
-
-
-
-
-
-
-
-
-

JENIS PERKEBUNAN
Jenis
Perkebunan Rakyat
Perkebunan Swasta
Perkebunan BUMN
Jumlah
Luas Areal (Ha)
-
-
-
-

70.070,30

TANAMAN OBAT
Komoditi
Kumis Kucing
Jumlah
Produksi (Ton)
-
-

KOMODITI HASIL PERKEBUNAN
Komoditi
Teh
Karet
Kelapa Dalam
Kelapa Hibrida
Cengkeh
Kakao
Aren
Vanili
Jumlah
Produksi (Ton)
-
-
-
-
-
-
-
-
,


Perikanan
Dari total luas areal Kabupaten Sukabumi, 40 % diantaranya terdiri dari wilayah pantai.Telur Penyu yang diproduksi di pesisir selatan merupakan salah satu komoditas laut yang sudah terkenal sampai ke mancanegara.
Sungai Cimandiri yang membelah wilayah Sukabumi menjadi dua bagian besar dan anak-anak sungainya, yakni Cipelang, Cicatih, Cibodas, Cikaso, dan Cibuni, memberikan sumbangan besar bagi berkembangnya perikanan air tawar, terutama kolam air arus deras. Besarnya potensi perikanan air tawar terbukti dengan keberadaan Cibaraja sebagai benih ikan terbesar di Jawa Barat. Aliran sungai itupun kini dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik dan sumber air irigasi.


POTENSI PERIKANAN KABUPATEN SUKABUMI PERIKANAN AIR PAYAU
Jenis Ikan
Mas
Tawes
Nilem
Nila
Gurame
Tambakan
Lele
Bawal
Udang Windu
Koi
Jumlah
Produksi (Ton)
--
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-


Produksi (Ribu Ekor)









9-
-

POTENSI PERIKANAN KABUPATEN SUKABUMI PERIKANAN LAUT
Jenis Ikan
Layur
Cakalang
Cucut
Tongkol
Tuna
Pari
Jangilus
Layaran
Pedang-Pedang
Pepetek
Kembung
Tembang
Eteman
Jumlah
Produksi (Ton)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Pertambangan
Kondisi geologis juga membentuk sukabumi sebagai daerah yang kaya akan bahan tambang. Di gunung Salak misalnya tersedia sumber panas bumi. Di lokasi lain dapat pula ditemui besi titan, emas, fosfat, mangaan, batubara, kaolin, gips, marmer, batu apung, tembaga, lilin, tanah teras, batu merah (jaspin), batu hijau, asbes, batu sela (sucinite), dan batu sirap.

BAHAN GALIAN BANGUNAN
BAHAN GALIAN PERKIRAAN LOKASI SEBARAN
Cadangan (Ton) Bijih
Emas (Au)
Perak (Ag)
Tembaga (Cu)
Besi Titan (FeTiOz)
Mangan (Mg)
1.214.940
984.541
84.000
16.502.783
10.000
Ton Bijih
Ton Bijih
Ton Bijih
Ton Bijih
Ton Bijih
Kec. Ciemas, Palabuan Ratu, Ciracap, Sagaranten
Kec. Palabuan Ratu Kec. Sagaranten
Kec. Palabuan Ratu
Kec. Palabuan Ratu Kec. Tegal Buleud
Kec. Jampang Tengah

BAHAN GALIAN BANGUNAN
BAHAN GALIAN PERKIRAAN PENGGUNAAN LOKASI
SEBARAN
Cadangan Luas
(Ha)
Diusahakan
(Ha)
SISA
(Ha)
Batu Gunung (Andesit) 3.873.552.Rb 35.000 7,0 349.993 Pondasi Bangunan Campuran Beton (Split) Kecamatan Lengkong, Ciemas ,Cicurug, Kalibunder, Palabuhanratu
Trass 29.500.Rb 368 6,5 361,5 Bahan Baku Semen Portland Bahan Baku Batako Kecamatan Cicurug, Cisolok Parungkuda
Pasir Gunung 152.447.Rb 5.600 2,0 5.598 Bahan Bangunan Kecamatan Lengkong, Jampang Tengah, Tegalbuleud
Pasir Kuarsa (SiO2) 2.250.000.000 13.000 457,5 12.542,5 Bahan Baku Industri Keramik, Gelas Optik Kecamatan Cikembar, Cisaat, Ciemas, Cisolok, Jampang Tengah
Tanah Liat (SIO2) 1.317.000.Rb 13.000 147,5 2.852,5 Bahan Baku Keramik, Genting, Bata dan Tembikar Kecamatan Cibadak, Cikembar, Cisaat, Lengkong, Jampang Tengah, Nyalindung, Geger Bitung
Pasir Besi (F8MgZn)
2AigS14O23
50.000.Rb 2.500 10 2.490 Bahan Baku Semen Portland, Industri Baja, Abrasive, Campuran Aspal Panas (Hotmix) Kecamatan Ciracap, Surade, Tegal Buleud

BAHAN GALIAN MINERAL INDUSTRI
BAHAN GALIAN PERKIRAAN PENGGUNAAN LOKASI
SEBARAN
Cadangan Luas
(Ha)
Diusahakan
(Ha)
SISA
(Ha)
Batu Gamping (CaCo3) 1.090.830.Rb 35.850 78,63 35.771 Bahan Baku Semen Portland, Bahan Baku Kapur Tohor, Bahan Baku Kapur Pertanian, Bahan Marmer Kecamatan Cibadak, Jampang Tengah, Nyalindung, Palabuhan Ratu, Cisolok, Cikembar, Cisaat, Lengkong, Kali Bunder
Bentonite (SiBA14O2OnH2O) 52.004.000 8.500 153,55 8.245,45 Bahan Baku Bleaching (penjernihan) CPO, Bahan Baku Industri Cat Kecamatan Cicurug, Cisolok Parungkuda
Ziolite (AlxSiyO2nH2O) 120.600.Rb 3.700 16,65 3.683,35 Bahan Campuran Industri Pupuk dan Pakan Ternak, Penjernih CPO, Media Tanaman, Batu Ornamen, Bahan Baku Semen Kecamatan Cikembar, Geger Bitung, Warung Kiara, Cikidang

Pariwisata
Sukabumi mempunyai GURILAPS yang dapat dapat memberikan kesegaran dan kenyamanan dalam berekreasi. GURILAPS adalah obyek wisata Gunung Rimba Laut dan Sungai. Jadi Sukabumi tidak hanya memiliki objek. wisata gunung saja, selain gunung ada juga obyek wisata rimba / hutan bagi yang senang berpetualang, tidak itu saja selain rimba ada laut yang dapat digunakan untuk olahraga air atau bahkan hanya bermain-main di pantai sambil menikmati pemandangan laut dan merasakan hangatnya sentuhan matahari. Strategi penataan sarana dan prasarana obyek wisata, pembinaan pengusaha, dan promosi secara langsung berdampak positif terhadap perkembangan potensi wisata. Indikator keberhasilan sektor pariwisata ini terlihat pada bertambahnya jumlah wisatawan mancanegara sekitar 7,69 % per tahun.

Produk Wisata
Camping
Hiking
View
Adventure
Diving
Surfing
Fishing
Rafting
Boating
Seni Budaya
Festival

OBJEK WISATA GUNUNG, RIMBA,
LAUT, PANTAI (GURILAP)

Obyek Wisata

Cimalati
Selabintana
Palabuhan Ratu
Ujung Genteng
Jumlah Objek Wisata
7 Obyek Wisata
5 Obyek Wisata
8 Obyek Wisata
11 Obyek Wisata

Jasa Wisata
Perhotelan
Hotel Berbintang
Hotel Melati
-
-
Restoran/Rumah Makan
Toko Cinderanata
- -
-

Arung Jeram
Arung Jeram adalah salah satu olahraga air yang ada di kabupaten Sukabumi. Dengan memanfaatkan alur sungai dan derasnya arus sungai Citarik, menjadikan olahraga ini sangat digemari. Dengan mengambil Start di Pajagan sekitar 30 Km dari kota Sukabumi dengan rute Sukabumi-Cibadak dan berakhir di Pajajaran.Selain sungai Citarik lokasi sungai yang biasa digunakan untuk Arung Jeram adalah sungai Cicatih Ubrug kurang lebih 17 Km dari Kota Sukabumi, Sungai Cimandiri Padabenghar kurang 15 Km dari kota Sukabumi.

Goa Lalay
Tempat ini kurang lebih 3 km dari Palabuhan Ratu, dimana pengunjung dapat menyaksikan keluarnya jutaan burung kelelewar pada pukul 17.00 . Kelelawar ini keluar dari sarangnya setiap hari berganti-ganti tergantung arah angin. Dan bila kita telah selesai menyaksikan kelelawar tersebut keluar dari sarangnya, maka kita dapat menikmati indahnya matahari terbenam di laut.

Karang Hawu
Pantai ini paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, terletak pada ruas jalan antara Palabuhan Ratu-Cisolok Km 16. Pantai Karang yang menjorok ke laut dengan membentuk tungku atau dalam bahasa sunda disebut Hawu. Di belakang pantai yang berbukit-bukit kecil yang ditumbuhi dengan pohon-pohon rindang merupakan tempat dimana pengunjung dapat melepas pandang menikmati indahnya panorama serta dapat menyaksikan perahu nelayan yang tengah menangkap ikan.

Pantai Cibangban
Lokasi pantai ini cukup jauh dari kota kurang lebih 17 Km dari Palabuhan Ratu ke arah Cibareno. Di tempat ini wisatawan dapat melakukan kegiatan seperti berenang, bermain jetski dan mancing.

Situ Gunung
Situ gunung adalah tempat wisata alam termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Pangrango.ditempat ini terdapat danau alam.Ditengah-tengah ada sebidang tanah khusus untuk berkemah .Dari tempat ini dapat dicapai curug sawer dan Cimanaracun melalui jalan setapak +/-2 km.

Catatan: Sumber : kabupatensukabumi.go.id
Komoditi yang berwarna Hijau dan terblok merupakan komoditi yang tersedia di desa
kami. ( Rekapan Kompditi khusus dari desa belum tersedia untuk
sementara mengguankan data Kabupaten.

Sejarah Desa

Sejarah Kabupaten Sukabumi

Hari Jadi Kabupaten Sukabumi diperingati setiap tanggal 1 Oktober yang didasarkan dari titimangsa keberhasilan para pejauang muda Sukabumi setelah merebut paksa kekuasaan transisi Jepang setelah kalah oleh Sekutu tahun 1945. Akibat penolakan tuntutan para pejauang muda Sukabumi tanggal 1 Oktober 1945 melakukan penyerbuan dan berhasil antara lain :

Membebaskan 9 orang tahanan politik, salah seorang di antaranya RA Kosasih yang kemudian sempat menjadi Panglima Kodam Siliwangi.

Perebutan kekuasaan pemerintah sipil, dengan mengganti wedana dan camat yang tidak mendukung aksi pejuang. Jabatan-jabatan di daerah diserahkan kepada para alim ulama.

Pengambilalihan instalasi penting, seperti PLN, Kantor Telepon, Tambang Mas Cikotok, Industri Logam BARATA dan penagambilalihan gudang senjata di Wangun dan Tegal Panjang.

Setelah berhasil merebut kekuasaan dari pemerintah transisi Jepang, para pejuang Sukabumi mengusulkan Mr. Sjamsudin sebagai Walikota Sukabumi dan Mr. Haroen sebagai Bupati Sukabumi. Atas usul tersebut, Residen Bogor mengangkat Mr. Haroen sebagai Bupati pertama Kabupaten Sukabumi di Era Pemerintahan Republik Indonesia tahun 1946.

Sejak saat itu peristilahan yang tertera pada nomenklatur pemerintahan diganti misalnya Ken diganti menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan (sekarang sudah tidak ada), Son menjadi Kecamatan dan Ku menjadi Desa.

Kekuasaan untuk menetapkan peraturan di Daerah pun mulai disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku secara nasional, seperti perubahan kedudukan Komite Nasional Daerah. Komite yang semula bertugas sebagai pembantu eksekutif, diberi wewenang penuh bersama eksekutif dalam menetapkan peraturan daerah, sejalan dengan peraturan tingkat pusat dan daerah atasan.

Belanda berusaaha untuk mengembalikan kekuasaanya, dengan memanfaatkan gerakan pasukan sekutu. Tanggal 9 Desember 1945 pasukan Inggris yang berintikan tentara Ghurka, bersama dengan pasukan Belanda dengan NICA-nya, berusaha masuk ke Sukabumi dan dihadang gabungan pasukan pejuang, maka terjadilah pertempuran sengit, yang dikenal dengan Pertempuran Bojongkokosan.

Iring-iringan kendaraan perang tentara Inggris, terdiri dari tank dan panser, diserang pasukan Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda. Kerugian besar diderita pihak sekutu. Disamping beberapa kendaraan perang berhasil diledakkan, banyak tentara Ghurka terbunuh dan beberapa perwira Inggris tewas.. Di sekitar situs pertempuran bersejarah itu, sekarang berdiri monumen perjuangan Bojongkokosan. Sejak peristiwa itu, beberapa gerakan tentara Belanda dan sekutu senantiasa mendapat perlawanan para pejuang muda Sukabumi.

Tanggal 21 Juli 1947, Belanda berhasil lolos masuk ke Sukabumi dan pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi di bawah Mr. Soewardi, untuk sementara dipindahkan ke Nyalindung, sebelah Selatan kota Sukabumi. Belanda membentuk pemerintaha sipil dan mengangkat R.A.A. Hilman Djajadiningrat sebagai Bupati Sukabumi, yang kemudian digantikan oleh R.A.A. Soeriadanoeningrat.

Tahun 1950, setelah kekuasaan kembali ke tangan Republik Indonesia, pemerintahan di daerah ditata kembali berdasarkan UU 22/1948. Dengan keluarnya UU 14/1950 tentang pembentukan Daerah Tingkat II di lingkungan Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Sukabumi menjadi daerah otonom. R.A. Widjajasoeria diangkat menjadi Bupati, menggantikan Soeriadanoeningrat.

Pada masa pemerintahan, R.A. Widjajasoeria, yang berakhir tahun 1958 itu, telah terjadi perubahan-perubahan dalam struktur pemerintahan di daerah yaitu :

Diundangkannya UU I/1957 menggantikan UU 21/1948. Dengan undang-undang baru ini, Kepala Daerah hanya diserahi tugas otonomi daerahnya sendiri, sedang tugas pengawasan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat menjadi tanggung jawab Menteri Dalam Negeri.

Terjadi dualisme tugas dan kewenangan di daerah, antara tugas dan kewenangan pusat di daerah.

Tahun 1958, R. Hardjasoetisna diangkat menjadi Kepala Daerah, menjalankan tugas-tugas kewenangan daerah. Sedangkan sebagai pelaksana tugas dan kewenangan pemerintah pusat di daerah dijabat oleh pejabat tinggi yang disebut Pejabat Bupati, saat itu dijabat oleh R.A. Abdoerachman Soeriatanoewidjaja.

UU I/1957 tidak berlangsung lama dengan terbitnya Penpres R.I 6/1959 yang menyerahkan tugas-tugas pusat bidang pemerintahan umum, maupun urusan rumah tangga daerah, ke tangan Bupati/Kepala Daerah. Dalam menjalankan tugasnya Bupati/Kepala Daerah dibantu oleh Badan Pemerintah Harian (BPH). R. Koedi Soeriadihardja diangkat sebagai Bupati/Kepala Daerah hingga tahun 1967, yang kemudian digantikan oleh Ajun Komisaris Besar Polisi Haji Anwari.

Perubahan dalam sistem dan struktur pemerintahan daerah turut mewarnai dinamika dan perkembangan daerah serta masyarakat Kabupaten Sukabumi. Setelah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 yang menjadi acuan sistem pemerintahan di daerah, pada tahun 1965 diundangkan UU 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah. Undang-undang ini kemudian dicabut sebelum dilaksanakan dan diganti dengan UU 5/1974. Undang-undang baru ini kemudian berlaku selama pemerintahan Orde Baru, hingga diundangkannya UU No. 22/1999 yang sekarang telah diganti dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Haji Anwari merupakan Bupati pertama yang diangkat di masa Orde Baru. Pada masa pemerintahannya, Kabupaten Sukabumi mulai mengembangkan pembangunan infrastruktur, yang mengakhiri isolasi wilayah selatan Kabupaten Sukabumi. Sebagai Bupati, Haji Anwari berakhir tahun 1978. Bupati berikutnya adalah :

  • Drs. H.M.A Zaenuddin (1978 - 1983)
  • Dr. H. Ragam Santika (1983 - 1989)
  • Ir. H. Muhammad (1989 - 1994)
  • Drs. H.U. Moch. Muchtar (1994 - 1999)
  • Drs. H. Maman Sulaeman (2000- 2005)
  • Drs. H. Sukmawijaya, MM (2005 - 2010)

Drs. H. Sukamawijaya, MM, merupakan Bupati Sukabumi pertama hasil Pemilihan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah yang diselenggarakan pada hari Senin tanggal 27 Juni 2005 berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 6 Tahun 2005 yang berpasangan dengan Drs. H. Marwan Hamami, MM sebagai Wakil Bupati Sukabumi. Pada usianya yang ke 60, Kabupaten Sukabumi membuat tonggak sejarah baru dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yakni telah dilaksanakannya pemilihan Bupati/Wakil Bupati Sukabumi secara langsung yang berjalan aman, tertib, dan damai.

Drs. H. Sukmawijaya, MM dan Drs. H. Marwan Hamami, MM., dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati masa bhakti tahun 2005-2010 oleh Gubernur Jawa Barat Drs. H. Dany Setiawan, M.Si. atas nama Menteri Dalam Negeri RI pada Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Sukabumi pada Hari Senin tanggal 29 Agustus 2005 yang dipimpin oleh Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi H Sopandi Harjasasmita.

Sumber :kabupatensukabumi.go.id

Selamat Datang di WebBlog Masyarakat Damaraja Kec. Warungkiara Kab.Sukabumi Jawabarat-Indonesia

Wilujeng Sumping

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More