Kantor Desa Damarraja
Inilah Wajah dari kantor desa kami, dimana kebijakan dan pusat pemerintahan desa, berawal disini
Foto bersama Para Pejabat Desa Damarraja
Pa Kades beserta Ibu foto bersama dengan para kaur desa, setelah Pelantikan
Upacara Adat Pelantikan Kepala Desa
Kepala desa yang baru resmi dilantik dengan upacara adat sunda yang sakral oleh bupati Sukabumi
Anak Warga desa Damarraja sedang melakukan atraksi Tari Penyambutan
Nampak piawai, anak desa damarraja sedang memperagakan darian khas darah sunda
Pantai Pelabuhan Ratu
Pemandangan yang menakjubkan, Air pantai pelabukan ratu yang masih jernih, Terlihat hamparan karang yang menghiasi bibir pantai pelabuhan ratu, sungguh menyejukan pandangan mata
Selasa
Kamis
Mengenal desa kami
Desa Damar raja merupakan salah satu desa di Kabupaten Sukabumi. Desa Damar raja terletak di Koordinat Geografi: 6° 59' 28" SELATAN, 106° 42' 56" TIMUR Koordinat Lokasi: Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia. sekitar kurang lebih 30 kilometer dari Pusat kota Sukabumi atau sekitar kurang lebih 30 kilometer dari pusat kabupaten yang bertempat di Pelabuhan Ratu dan termasuk dalam desa pemekaran wilayah Baru yang sedang berkembang dan tercatat masih termasuk sebagai desa tertinggal. .
Untuk mengunjungi desa Damar Raja kita harus melalui perjalanan kurang lebih 3 jam dari pusat kota sukabumi ke arah pantai pelabuhan ratu. Tepatnya berada di Jln Pelabuhan Ratu kilometer 30 kec.Warungkiara Kab. Sukabumi. Untuk memasuki Desa damarraja kita bisa masuk melalui pintu masuk gerbang pabrik PTPN XIII Cibungur Ubrug, sebuah tempat pengolahan hasil alam berupa karet alam hasil pengepul karet di desa kami. Desa kami tertutupi oleh perkebunan karet yang luas, sehingga untuk menuju kesana otomatis kita harus melewati terlebih dahulu hutan karet kuang lebih waktu yang di butuhkan untuk menempuh perjalanan ke pusat desa sekitar setengah jam menggunakan kendaraan bermotor baik mobil ataupun sepedah motor.
Awal perjalanan untuk menuju desa kami, Anda akan di kesankan oleh deretan pepohonan karet rimbun yang tersusun rapi, dan lika-liku jalan serta kasarnya permukaan jalan yang hanya di lapisi bebatuan saja (belum teraspal) maklum belum tersentuh pembangunan, kurang lebih setengah jam anda akan berada di area perkebunan karet, tetapi jangan kuatir daerah kami merupakan daerah yang aman untuk berlalu lalang karena selain daerah kami hutan, tetapi banyak sekali masyarakat ataupun petugas perkebunan yang beraktivitas di perkebunan karet tersebut untuk mengepulkan getah karet, bahkan anda
bisa sesekali melihat proses pengepulan karet hingga menjadi bahan mentah (getah latek) yang nantinya akan dijadikan berbagai produk. Semisal karet sintetis, ban, jaket, dll yang sebelumnya di kumpulkan di sebuah tempat / terminal sementara ( TPH ) yang nantinya akan di angkut oleh petugas perkebunan ke tempat pengolahan yang telah kita lewati sewaktu awal kita memasuki daerah ini, selain itu biasanya warga pendatang akan terkesan oleh sesuatu yang unik yang banyak di temukan di di sekitar area perkebunan tersebut, karena daerah kami sedikit lembab, akan banyak sekali ditemukan jamur – jamur hutan yang tumbuh di antara pohon dan semak-semak.
POLA PERKAMPUNGAN
Setibanya anda memasuki perkampungan di desa kami terlihatlah senyuman dan sambutan hangat para warga desa dengan kehidupan mereka yang sederhana dan Pola hidup perkampungan di desa Damarraja yang bersifat menetap, dalam arti bahwa suatu desa cenderung tidak berkurang penduduknya atau lenyap ditinggalkan akibat ladang-ladang yang makin jauh. Desa ini merupakan pusat aktifitas sosial dari para penduduknya. Aspek lain dari pola desa di Damarraja ialah bahwa rumah-rumah di desa kami ada yang masih teradisional seperti rumah panggung yang terbuat dari anyaman bambu, bentuk atap, di antaranya jolopong yang memiliki dua bidang atap berbentuk sama, Jenis lainya adalah Tagog Anjing yaitu atap yang apa bila dilihat dari samping tampak seperti Anjing. Jenis lainya lagi adalah badak heuay yaitu atap yang bentuknya seperti badak menguap. Dan atap Parahu Kumureb yaitu atap yang berbentuk trapesium. Jenis ini paling banyak dipakai oleh masyarakat desa damarraja. tapi lambat laun perkembangan desa semakin pesat mengikuti era moderenisasi tak sedikit rumah masyarakat-masyarakat kami sudah semakin permanen berdindingkan tembok , kramik / marmer dan mengikuti arsitektur-arsitektur moderen dan pola hidup yang semakin berkembang.
SARANA TRANSPORTASI
Sarana transportasi darat di dalam menunjang ekonomi rakyat untuk memasarkan berbagai komoditi hasil pertanian paling banyak bersandar pada mobil Truk atau v-kap serta sepedah motor yang di modifikasi menggunakan grobak dll. Dalam hal menunjang komunikasi antar desa dengan desa-desa di sekitarnya ditentukan juga oleh kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil tetapi hanya terbatas.
Kabupaten Daerah tingkat II Sukabumi terletak antara 106º49¿ samapi 107º Bujur Timur 60º57¿ - 70º25¿ Lintang selatan dgn batas wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah Utara dengan Kab. Bogor, sebelah Selatan dgn samudera Indonesia, sebelah Barat dgn Kab. Lebak, disebelah timur dgn Kab. Cianjur.
Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang Selatan dengan batas wilayah administratif sebagai berikut : disebelah Utara dengan Kabupaten Bogor, disebelah Selatan dengan Samudera Indonesia, disebelah Barat dengan Kabupaten Lebak, disebelah Timur dengan Kabupaten Cianjur. Batas wilayah tersebut 40 % berbatasan dengan lautan dan 60% merupakan daratan.Wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki areal yang cukup luas yaitu ± 419.970 ha. Pada Tahun 1993 Tata Guna Tanah di wilayah ini, adalah sebagai berikut : Pekarangan/perkampungan 18.814 Ha (4,48 %), sawah 62.083 Ha (14,78 %), Tegalan 103.443 Ha (24,63 %), perkebunan 95.378 Ha (22, 71%) , Danau/Kolam 1. 486 Ha (0, 35 %) , Hutan 135. 004 Ha (32,15 %), dan penggunaan lainnya 3.762 Ha (0,90 %).
Kondisi wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai potensi wilayah lahan kering yang luas, saat ini sebagaian besar merupakan wilayah perkebunan, tegalan dan hutan. Kabupaten Sukabumi mempunyai iklim tropik dengan tipe iklim Bi (Oldeman) dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.805 mm dan hari hujan 144 hari. Suhu udara berkisar antara 20 - 30 derjat C dengan kelembaban udara 85 - 89 persen. Curah hujan antara 3.000 - 4.000 mm/tahun terdapat di daerah utara, sedangkan curah hujan ant4ra 2.000 - 3.000 mm/tahun terdapat dibagian tengah sampai selatan Kabupaten Sukabumi.
Wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai bentuk lahan yang bervariasi dari datar sampai gunung adalah : datar (lereng 0-2%) sekitar 9,4 %; berombak sampai bergelombang (lereng 2-15%) sekitar 22% ; bergelombang sampai berbukit (lereng 15 - 40%) sekitar 42,7%; dan berbukit sampai bergunung (lereng > 40 %) sekitar 25,9 %. Ketinggian dari permukaan laut Wilayah Kabupaten Sukabumi bervariasi antara 0 - 2.958 m. Daerah datar umumnya terdapat pada daerah pantai dan daerah kaki gunung yang sebagian besar merupakan daerah pesawahan. Sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian berkisar antara 300 - 1.000 m dari permukaan laut.
Jenis tanah yang tersebar di Kabupaten Sukabumi sebagian besar didominasi oleh tanah Latosal dan Podsolik yang terutama tersebar pada wilayah bagian selatan dengan tingkat kesuburan yang rendah. Sedangkan jenis tanah Andosol dan Regosol umumnya terdapat di daerah pegunungan terutama daerah Gunung Salak dan Gununggede, dan pada daerah pantai dan tanah Aluvial umumnya terdapat di daerah lembah dan daerah sungai. Kabupaten Sukabumi mempunyai penduduk 1.848,282 jiwa dengan kepadatan penduduk 466 jiwa km2 per tahun pada tahun 1993. Kepadatari penduduk menurut kecamatan cukup berpariasi. Kepadatana penduduk terendah terdapat di Kecamatan Ciemas (183 jiwa per km2) dan tertinggi di Kecamatan Sukabumi (2.447 jiwa per km). Pemukiman padat penduduk umumnya terdapat di pusat-pusat kecamatan yang berkarakteristik perkotaan dan disepanjang jalan raya. Persentase penduduk perkotaan meningkat dari,14,13 % pada tahun 1980 menjadi 18,06 % pada tahun 1993.
Penduduk Kabupaten Sukabtimi yang berusia 10 tahun keatas pada tahun 1992 (Hasil Susenas) berjumlah 1.462.463 jiwa dan diantaranya 1.216.877 jiwa beruasia 15 - 64 tahun. Angka partisipasi Angkatan Kerja secara keseluruhan mengalami peningkatan. Pada tahun 1992 di Kabupaten Sukabumi terdapat 734.550 orang yang tergolong angkatan kerja yang teridiri dari 510.601 orang laki-laki dan 186.435 orang perempuan.
Suatu kondisi penting yang sedang terjadi sehubungan dengan ketenagakerjaan adalah pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian telah menurun menjadi 55,6 % pada tahun 1990.
Etos kerja dan budaya kemandirian tampak sedang terus berkembang. Masyarakat Kabupaten Daerah Tingakat II Sukabumi juga kaya dengan budaya seni. Hal lain yang penting adalah tumbuh berkembangnya kelembagaan modern baik dalam arti lembaga maupun "norma-norma" semakin memungkinkan penduduk Kabupaten Sukabumi berintegrasi dengan masyarakat nasional.
Kerukunan hidup penduduk Kabupaten Sukabumi, dinamika yang dimilikinya, kekayaan budaya dan budaya kemandirian yang berkembang serta kemajuan sosial kelembagaan yang telah dicapai hingga dalam Pelita V merupakan potensi besar untuk pelaksanaan pembangunan selanjutnya.
Dilihat dari administrasi pemerintahan, Kabupaten Sukabumi terdiri atas 7 Wilayah Pembantu Bupati yang meliputi 31 kecamatan, meliputi 353 desa dan 3 kelurahan, dengan perincian sebagai berikut : Pembantu Bupati Wilayah I Sukabumi, 6 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah II Cibadak, 4 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah III Cicurug, 6 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah IV Palabuhanratu, 3 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah V Jampangtengah, 3 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah VI Jampangkulon, 5 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah VII Sagaranten, 4 kecamatan.
Himbawan Bagi Warga
pilih wakil rakyat anu tanggungjawab
Pilih pamimpin, tong ukur ka pincut tina janjina, sareng politik money londre (politik duit). bagi-bagi duit teu sapira. nu ngahasilkeun salah pilih, nu ngajadikeun urang susah salami lima taun. inget ...!
Mudah- mudahan urang tiasa milih pamimpin nu tiasa ngabangun desa,
jalnakeun demokrasi nu sehat, tong kapancing kampanye-kampanye kotor,
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Pengembangan Kecamatan (PPK) merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan, memperkuat institusi lokal, dan meningkatkan kinerja pemerintah daerah. PPK telah dimulai sejak Indonesia mengalami krisis multidimensi dan perubahan politik pada 1998. Melihat keberhasilannya, saat ini pemerintah mengadopsi mekanisme dan skema PPK dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
Pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat terbesar di Indonesia ini (terbesar karena cakupan wilayah, serapan dana, kegiatan yang dihasilkan dan jumlah pemanfaatnya), berada dibawah binaan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Ditjen PMD), Departemen Dalam Negeri (Depdagri). Pembiayaan program berasal dari alokasi APBN, APBD, dana hibah lembaga/ negara pemberi bantuan, serta pinjaman dari Bank Dunia.
PPK menyediakan dana bantuan secara langsung bagi masyarakat (BLM) sekitar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar per kecamatan, tergantung dari jumlah penduduk. PPK memusatkan kegiatannya pada masyarakat perdesaan Indonesia yang paling miskin. Masyarakat desa kemudian bersama-sama terlibat dalam proses perencanaan partisipatif dan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber dana tersebut. Hal itu dilakukan atas dasar kebutuhan pembangunan dan prioritas yang ditentukan bersama dalam sejumlah forum musyawarah.
Untuk wilayah paska-bencana seperti Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD); Kepulauan Nias, Sumatera Utara; DIY dan Klaten, Jawa Tengah; PPK melaksanakan program khusus rehabilitasi dengan alokasi dana yang lebih tinggi.
Tujuan PPK dicapai dengan meningkatan kapasitas dan kelembagaan masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan desa atau antardesa; pengadaan sarana dan prasarana dasar perdesaan yang bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya masyarakat miskin, paling prioritas dan mendesak; serta kegiatan sosial dan ekonomi sesuai kebutuhan masyarakat.
Fase pertama PPK (PPK I) dimulai pada 1998/1999 sampai 2002, fase kedua (PPK II) dimulai pada 2003 dan berlangsung hingga 2006, sedang fase ketiga (PPK III) telah dimulai pada awal 2006. Melihat keberhasilan pelaksanaan program yang mengusung sistem pembangunan bottom up planning ini, Pemerintah Pusat bertekad untuk melanjutkan upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dalam skala yang lebih luas, salah satunya dengan menggunakan skema PPK. Upaya itu diawali dengan peluncuran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), per 1 September 2006. Program tersebut kemudian dikukuhkan oleh Presiden RI sebagai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di Kota Palu, 30 April 2007.
Apa itu PNPM Mandiri Perdesaan ?
Berangkat dari keberhasilan pelaksanaan PPK, dari PPK I hingga PPK III, yang telah berlangsung sejak 1998-2006, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melanjutkan upaya untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di tanah air dengan menggunakan mekanisme dan skema PPK. Agenda besar ini akan dilaksanakan dalam skala lebih besar (baik cakupan lokasi, waktu pelaksanaan maupun alokasi dananya), yang kemudian dikenal dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
PNPM pertama kali diperkenalkan Pemerintah Indonesia di Jakarta, pada 1 September 2006. Menurut Menko Kesra Aburizal Bakrie, PNPM merupakan perluasan dan penyempurnaan dari program pemberdayaan masyarakat yang telah teruji, seperti PPK. Untuk itu, pemerintah memutuskan PNPM salah satunya akan dijalankan melalui PPK (PNPM-PPK).
Seluruh kecamatan di Indonesia akan memperoleh program PNPM secara bertahap, mulai tahun 2007. Tujuan PNPM seperti tersebut di atas, akan ditempuh dengan cara:
- Mengembangkan kapasitas masyarakat, terutama Rumah Tangga Miskin (RTM) dengan penyediaan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi, serta lapangan kerja.
- Meningkatkan partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian kegiatan pembangunan.
- Mengembangkan kapasitas pemerintahan lokal dalam memfasilitasi penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya, PNPM-PPK mengalokasikan BLM melalui skema pembiayaan bersama (cost sharing) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda). Besarnya cost sharing disesuaikan dengan kapasitas fiskal masing-masing daerah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 73/ PMK.02/ 2006 per 30 Agustus 2006. Untuk itu, dibutuhkan komitmen dan keseriusan Pemda dan aparat di daerah dalam menjalankannya.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat upaya mengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di perdesaan. Program ini dilakukan untuk lebih mendorong upaya peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan sendiri merupakan penyelarasan nama dari mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah dilaksanakan sejak 1998.
Program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air ini memusatkan kegiatan bagi masyarakat Indonesia paling miskin di perdesaan dengan menyediakan fasilitasi pemberdayaan masyarakat/ kelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan, serta dana Bantuan Langsung untuk Masyarakat (BLM) kepada masyarakat, sebesar Rp1 miliar sampai Rp3 miliar per kecamatan. Sama dengan PPK atau PNPM-PPK, dalam PNPM Mandiri Perdesaan pun, seluruh anggota masyarakat diajak terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan dan pelestariannya.
Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen Dalam Negeri, dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana hibah dari sejumlah lembaga pemberi bantuan, dan pinjaman dari Bank Dunia.
SARANA TRANSPORTASI
MATA PENCAHARIAN
MAKANAN KHAS DESA
Pemdes
Kepala Desa : Iwan Kurnia
Sekretaris Desa : Ade Sumarna
Kaur pemerintahan : Sepuloh
Kaur Pembangunan : Budi Utomo
Kaur Kemasyarakatan : Aber Subarma
Kaur Umum : Unar Wijaya
Kadus Batulayang : Ujang Sukarya
Kadus Ciawitali : Wahyu Wiiksana
Jadus Cipamarayan : Mumuh Ocip
______________________________-
Batas Wilayah
UTARA : Girijaya Warungkiara
SELATAN : Warungkiara
TIMUR : Sukaharja
BARAT : Boyong Sari ( Bantar Gadung )
Komoditi
Komoditas unggulan yang lain yaitu Sayuran (Cabe, Tomat, Kubis, Bawang daun) dan Tanaman hias (Krisan, Hebras, Sedap malam, Suji, Hanjuang) dengan sentral pengembangan di bagian utara sukabumi yang terletak pada ketinggian 600 - 1600 m dpl yaitu Pasir datar, Kadudampit, Selabintana, Goalpara dan Cimangkok.
Komoditi Padi Sawah Padi Gogo Jagung Ubi Jalar Ubi Kayu Kacang Tanah Kacang Hijau Kacang Kedelai Jumlah | Luas (Ha) -- - - - - - - | Produksi (Ton) - - - - - - - - - |
BUAH-BUAHAN | |
Komoditi Alpukat Duku Langsat Durian Jambu Biji Mangga Pepaya Pisang Rambutan Jumlah | Produksi (Ha) - - - - - - - _ |
TANAMAN HIAS | |
Komoditi Anggrek Anthurium Gladiol Helicania Khrisan Palem Sedap Malam Gerbera Kenanga Jumlah | Produksi (Tangkai) - - - - - - - - - |
Komoditi Bawang Daun Bawang Merah Buncis Cabe Kacang Panjang Kentang Ketimun Sawi Tomat Wortel Jumlah | Luas (Ha) - - - - - - - - - - - | Produksi (Ton) - - - - - - - - - - - -- |
Peternakan
POPULASI TERNAK | |
Jenis Ternak Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kambing Domba | Produksi (ekor) -- - - - - |
Komoditi | Produksi (Ton) | Produksi (Liter) | Produksi (Lembar) |
Daging | |||
Ayam Buras Ayam Ras/Pedaging Itik Sapi Kerbau Kambing/Domba | - - - - - - | - - - - - - | - - - - - - |
Telur | |||
Ayam Buras Ayam Ras/Pedaging Itik | 775.70 6,495.65 534.78 | - - - | - - - |
Susu | |||
Susu Sapi | - | 4,353.783 | - |
Kulit | |||
Sapi Kerbau Kambing Domba | - - - - | - - - - | - - - |
Jumlah | 24,085.71 | 4,353.783 |
Perkebunan
KOMODITI PERKEBUNAN YANG BELUM TERDATA KAPASITAS PRODUKSINYA | |
Komoditi Kemiri Kapok Pinang Pandan Jahe Kapolaga Lada kencur Jumlah | Luas (Ha) - - - - - - - - - |
JENIS PERKEBUNAN | |
Jenis Perkebunan Rakyat Perkebunan Swasta Perkebunan BUMN Jumlah | Luas Areal (Ha) - - - - 70.070,30 |
TANAMAN OBAT | |
Komoditi Kumis Kucing Jumlah | Produksi (Ton) - - |
KOMODITI HASIL PERKEBUNAN | |
Komoditi Teh Karet Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Cengkeh Kakao Aren Vanili Jumlah | Produksi (Ton) - - - - - - - -, |
Perikanan
POTENSI PERIKANAN KABUPATEN SUKABUMI PERIKANAN AIR PAYAU | ||
Jenis Ikan Mas Tawes Nilem Nila Gurame Tambakan Lele Bawal Udang Windu Koi Jumlah | Produksi (Ton) -- - - - - - - - - - - | Produksi (Ribu Ekor) 9- - |
POTENSI PERIKANAN KABUPATEN SUKABUMI PERIKANAN LAUT | |
Jenis Ikan Layur Cakalang Cucut Tongkol Tuna Pari Jangilus Layaran Pedang-Pedang Pepetek Kembung Tembang Eteman Jumlah | Produksi (Ton) -- - - - - - - - - - - |
Pertambangan
BAHAN GALIAN BANGUNAN | |||
BAHAN GALIAN | PERKIRAAN | LOKASI SEBARAN | |
Cadangan | (Ton) Bijih | ||
Emas (Au) Perak (Ag) Tembaga (Cu) Besi Titan (FeTiOz) Mangan (Mg) | 1.214.940 984.541 84.000 16.502.783 10.000 | Ton Bijih Ton Bijih Ton Bijih Ton Bijih Ton Bijih | Kec. Ciemas, Palabuan Ratu, Ciracap, Sagaranten Kec. Palabuan Ratu Kec. Sagaranten Kec. Palabuan Ratu Kec. Palabuan Ratu Kec. Tegal Buleud Kec. Jampang Tengah |
BAHAN GALIAN BANGUNAN | ||||||
BAHAN GALIAN | PERKIRAAN | PENGGUNAAN | LOKASI SEBARAN | |||
Cadangan | Luas (Ha) | Diusahakan (Ha) | SISA (Ha) | |||
Batu Gunung (Andesit) | 3.873.552.Rb | 35.000 | 7,0 | 349.993 | Pondasi Bangunan Campuran Beton (Split) | Kecamatan Lengkong, Ciemas ,Cicurug, Kalibunder, Palabuhanratu |
Trass | 29.500.Rb | 368 | 6,5 | 361,5 | Bahan Baku Semen Portland Bahan Baku Batako | Kecamatan Cicurug, Cisolok Parungkuda |
Pasir Gunung | 152.447.Rb | 5.600 | 2,0 | 5.598 | Bahan Bangunan | Kecamatan Lengkong, Jampang Tengah, Tegalbuleud |
Pasir Kuarsa (SiO2) | 2.250.000.000 | 13.000 | 457,5 | 12.542,5 | Bahan Baku Industri Keramik, Gelas Optik | Kecamatan Cikembar, Cisaat, Ciemas, Cisolok, Jampang Tengah |
Tanah Liat (SIO2) | 1.317.000.Rb | 13.000 | 147,5 | 2.852,5 | Bahan Baku Keramik, Genting, Bata dan Tembikar | Kecamatan Cibadak, Cikembar, Cisaat, Lengkong, Jampang Tengah, Nyalindung, Geger Bitung |
Pasir Besi (F8MgZn) 2AigS14O23 | 50.000.Rb | 2.500 | 10 | 2.490 | Bahan Baku Semen Portland, Industri Baja, Abrasive, Campuran Aspal Panas (Hotmix) | Kecamatan Ciracap, Surade, Tegal Buleud |
BAHAN GALIAN MINERAL INDUSTRI | ||||||
BAHAN GALIAN | PERKIRAAN | PENGGUNAAN | LOKASI SEBARAN | |||
Cadangan | Luas (Ha) | Diusahakan (Ha) | SISA (Ha) | |||
Batu Gamping (CaCo3) | 1.090.830.Rb | 35.850 | 78,63 | 35.771 | Bahan Baku Semen Portland, Bahan Baku Kapur Tohor, Bahan Baku Kapur Pertanian, Bahan Marmer | Kecamatan Cibadak, Jampang Tengah, Nyalindung, Palabuhan Ratu, Cisolok, Cikembar, Cisaat, Lengkong, Kali Bunder |
Bentonite (SiBA14O2OnH2O) | 52.004.000 | 8.500 | 153,55 | 8.245,45 | Bahan Baku Bleaching (penjernihan) CPO, Bahan Baku Industri Cat | Kecamatan Cicurug, Cisolok Parungkuda |
Ziolite (AlxSiyO2nH2O) | 120.600.Rb | 3.700 | 16,65 | 3.683,35 | Bahan Campuran Industri Pupuk dan Pakan Ternak, Penjernih CPO, Media Tanaman, Batu Ornamen, Bahan Baku Semen | Kecamatan Cikembar, Geger Bitung, Warung Kiara, Cikidang |
Pariwisata
Produk Wisata | |
Camping Hiking View Adventure Diving Surfing | Fishing Rafting Boating Seni Budaya Festival |
OBJEK WISATA GUNUNG, RIMBA, LAUT, PANTAI (GURILAP) | |
Obyek Wisata Cimalati Selabintana Palabuhan Ratu Ujung Genteng | Jumlah Objek Wisata 7 Obyek Wisata 5 Obyek Wisata 8 Obyek Wisata 11 Obyek Wisata |
Jasa Wisata | ||
Perhotelan | ||
Hotel Berbintang Hotel Melati | - | - |
Restoran/Rumah Makan Toko Cinderanata | - | - - |
Arung Jeram
Goa Lalay
Tempat ini kurang lebih 3 km dari Palabuhan Ratu, dimana pengunjung dapat menyaksikan keluarnya jutaan burung kelelewar pada pukul 17.00 . Kelelawar ini keluar dari sarangnya setiap hari berganti-ganti tergantung arah angin. Dan bila kita telah selesai menyaksikan kelelawar tersebut keluar dari sarangnya, maka kita dapat menikmati indahnya matahari terbenam di laut.
Karang Hawu
Pantai ini paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, terletak pada ruas jalan antara Palabuhan Ratu-Cisolok Km 16. Pantai Karang yang menjorok ke laut dengan membentuk tungku atau dalam bahasa sunda disebut Hawu. Di belakang pantai yang berbukit-bukit kecil yang ditumbuhi dengan pohon-pohon rindang merupakan tempat dimana pengunjung dapat melepas pandang menikmati indahnya panorama serta dapat menyaksikan perahu nelayan yang tengah menangkap ikan.
Pantai Cibangban
Lokasi pantai ini cukup jauh dari kota kurang lebih 17 Km dari Palabuhan Ratu ke arah Cibareno. Di tempat ini wisatawan dapat melakukan kegiatan seperti berenang, bermain jetski dan mancing.
Situ Gunung
Situ gunung adalah tempat wisata alam termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Pangrango.ditempat ini terdapat danau alam.Ditengah-tengah ada sebidang tanah khusus untuk berkemah .Dari tempat ini dapat dicapai curug sawer dan Cimanaracun melalui jalan setapak +/-2 km.
Catatan: Sumber : kabupatensukabumi.go.id
Komoditi yang berwarna Hijau dan terblok merupakan komoditi yang tersedia di desa
kami. ( Rekapan Kompditi khusus dari desa belum tersedia untuk
sementara mengguankan data Kabupaten.